Tim kami belum lama ini berkesempatan mewawancarai Masayoshi Yokoyama selaku Executive Director sekaligus Head/Chief Producer di Ryu Ga Gotoku Studio mengenai seri terbaru yang sangat dinantikan dalam franchise Like a Dragon (juga dikenal sebagai Yakuza), yaitu Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii. Sebagai salah satu sosok kunci di balik franchise ikonik ini, Yokoyama berbagi wawasan tentang proses pengembangan, evolusi karakter, serta mekanisme gameplay baru yang menarik yang bisa dinantikan para pemain di rilis terbaru ini.
Pendekatan Storytelling Khas Yokoyama
Wawancara ini mengungkap komitmen Yokoyama pada penceritaan sebagai kekuatan utama di balik keputusan pengembangan. Saat merancang game baru, prosesnya ternyata sangat langsung: “Saat saya tahu Majima akan pergi ke Hawaii, kehilangan ingatannya, lalu menjadi bajak laut, itu adalah sesuatu yang sudah saya pikirkan. Saya tidak pernah mendiskusikan tema dengan orang lain.” Pendekatan langsung ini juga tercermin dalam gaya kepemimpinannya: “Begitu saya memikirkannya, saya langsung memanggil semua orang, menjelaskan semuanya di papan tulis, dan itulah arah yang akan kita ambil.”
Filosofi “cerita dulu” yang dipegang Yokoyama juga terlihat dalam pemilihan lokasi. Hawaii diperkenalkan sebagai lokasi luar negeri pertama dalam seri ini, tapi bukan karena tren pasar. Yokoyama lebih menekankan pentingnya lokasi untuk cerita: “Kita nggak bakal bikin sebuah kota cuma karena populer. Kita hanya membuat tempat yang memang dibutuhkan untuk membangun cerita yang kita tulis.”
Dia mencontohkan Onomichi Jingaicho dari Yakuza 6: The Song of Life. “Sejujurnya, Onomichi bukan tempat yang populer atau terkenal, tapi itu nggak penting buat kami. Yang penting adalah memilih lokasi yang benar-benar diperlukan untuk cerita dan membuatnya dengan kualitas tinggi.”
Bahkan fitur gameplay pun mengikuti pendekatan berbasis cerita ini. Soal sistem pertempuran laut yang baru, Yokoyama mengungkapkan: “Kalau ternyata nggak berhasil, ya kami bakal hapus bagian itu dari game.” Ini menunjukkan bahwa fitur teknis harus mendukung cerita, bukan sekadar ditambahkan tanpa alasan yang jelas.
Petualangan Baru Goro Majima
Salah satu elemen paling mencolok di game ini adalah Goro Majima yang jadi kapten bajak laut. Saat ditanya tentang proses penciptaan tema dan apakah pemain bisa relate dengan konsep ini, Yokoyama menjelaskan bahwa mereka nggak menentukan tema di awal saat membangun cerita. “Saat membuat fondasi cerita, nggak ada tema spesifik yang ditetapkan, jadi agak sulit menjawab pertanyaan ini,” katanya. Sebaliknya, dia lebih menekankan bahwa bagaimana pemain merasakan cerita ini bakal tergantung pada pengalaman dan kondisi hidup mereka masing-masing.
“Saya rasa orang-orang yang punya anak kecil mungkin akan merasakan sesuatu yang berbeda, sementara mereka yang masih single mungkin akan punya perspektif yang lain terhadap game ini,” jelasnya.
Combat, Naval Battle, dan Madlantis
Game ini menghadirkan dua style bertarung berbeda untuk Majima: Pertama adalah stule Mad Dog yang sudah dikenal luas oleh fans dan style baru yaitu Sea Dog. Yokoyama menjelaskan bahwa kedua gaya ini berkaitan dengan peran Majima dalam cerita. “Dasarnya, gaya bertarung ini didasarkan pada pekerjaan yang dimiliki karakter,” ujarnya. Mad Dog style sudah tersedia sejak awal, sementara Sea Dog style baru terbuka saat Majima menjadi bajak laut, lengkap dengan adegan khusus di mana ia mendapatkan sepasang cutlass dan membuka gaya bertarung barunya.
Yokoyama menjelaskan tantangan dalam membuat Majima bisa dimainkan: “Ini pertama kalinya sejak Like a Dragon 0: The Place of Oath Majima menjadi karakter yang bisa dimainkan. Bagi semua yang telah mengikuti seri ini, Majima biasanya adalah musuh yang sangat kuat, jadi menerjemahkan gerakan-gerakan dahsyatnya ke dalam gameplay yang bisa dimainkan itu benar-benar sulit.”
Penambahan pertempuran laut menjadi perubahan besar dari mekanisme gameplay tradisional seri ini. Yokoyama mengungkapkan bahwa fitur ini sangat sulit untuk diterapkan dan bahkan tidak ditampilkan di Tokyo Game Show 2024 tahun lalu karena belum siap. “Ya, ini sangat sulit, dan kami terus melakukan penyesuaian sampai saat-saat terakhir,” ujarnya.
“Madlantis” diperkenalkan sebagai lokasi penting dalam game. Yokoyama menggambarkannya sebagai “berdasarkan kuburan kapal.” Tempat unik ini awalnya adalah lokasi pembuangan ilegal bangkai kapal, yang kemudian berkembang menjadi komunitas di mana berbagai organisasi kriminal hidup berdampingan. “Preman laut mulai tinggal di sini dan mencari nafkah terutama melalui aktivitas ilegal,” jelasnya.
Tempat ini juga memiliki cerita tersendiri, dan Yokoyama menambahkan, “Jika diperhatikan baik-baik, banyak bagian di sini terbuat dari material bangkai kapal.” Ia juga menyinggung tentang airnya yang sengaja dibuat tercemar, menjelaskan, “Kotornya air di sana merepresentasikan keinginan manusia dari orang-orang yang berkumpul di tempat itu.”
Memperluas Kedalaman Kultur
Sejak Like a Dragon mengambil langkah besar dalam aksesibilitas global, game ini juga hadir dengan dukungan bahasa yang lebih luas, termasuk dubbing dalam bahasa Mandarin. Yokoyama menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari inisiatif yang lebih besar untuk menjangkau audiens global: “Game kami, seperti seri RGG dan judul-judul SEGA pada umumnya, akan mulai dilokalkan ke lebih banyak bahasa, dan kemungkinan akan ada lebih banyak pilihan dubbing juga.”
Cakupan Konten dan Ekspektasi
Yokoyama membahas ekspektasi pemain terhadap game terbaru ini dan bagaimana tim merancang konten untuk memenuhi harapan tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara elemen yang diinginkan oleh penggemar lama dan hal-hal yang bisa dinikmati oleh pemain baru. “Kami berusaha menghadirkan pengalaman baru yang tetap mempertahankan elemen yang diharapkan oleh penggemar lama, sekaligus menarik bagi pemain baru,” ujarnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa berbagai substory dan aktivitas sampingan telah disiapkan untuk memperkaya cerita dan karakter dalam game. Hal ini memungkinkan pemain untuk menikmati lebih dari sekadar cerita utama dan benar-benar tenggelam dalam dunia game. “Tujuan kami adalah memberikan pengalaman yang beragam dan membuat pemain bisa terlibat lebih dalam dengan cerita melalui game ini,” kata Yokoyama.
Sebagai tambahan, game ini akan mendapatkan fitur New Game+ setelah peluncuran, yang dikonfirmasi Yokoyama akan tersedia secara gratis—berbeda dari judul sebelumnya. “Setelah menyelesaikan game, kamu bisa membawa data permainanmu untuk memainkan New Game lagi. Fitur ini sudah ada sebelumnya, tapi terakhir kali hanya tersedia sebagai DLC berbayar. Kali ini, kamu bisa menikmatinya secara gratis.”
Yokoyama menyoroti perbedaan menarik dalam respons pasar terhadap game ini. Di Eropa, jumlah pre-order melebihi ekspektasi, dengan banyak orang melihatnya lebih sebagai game bajak laut daripada judul Like a Dragon. Sebaliknya, beberapa penggemar di Jepang merasa khawatir karena game ini tampak berbeda dari tema Yakuza yang klasik. Namun, Yokoyama meyakinkan para penggemar bahwa “Game ini merupakan pelengkap untuk Like A Dragon 8, dan begitu orang memainkannya, mereka akan menyadari hal itu. Jadi, penggemar lama tidak perlu khawatir.”
Game ini juga menghadirkan pertarungan melawan makhluk-makhluk raksasa, termasuk cumi-cumi raksasa yang, menurut Yokoyama, “cukup penting dalam cerita.” Hal ini menambah lapisan baru dalam sistem pertempuran laut yang dihadirkan dalam game.
Sebagai penutup, Yokoyama menekankan bahwa meskipun game ini terlihat berbeda dari seri Yakuza yang klasik, ia memiliki potensi untuk menarik pemain baru sekaligus tetap menjaga nilai inti dari seri tersebut. Dia menegaskan bahwa game ini dikembangkan oleh tim veteran di Ryu Ga Gotoku Studio yang memahami dan menghormati harapan para penggemar.
“Kami ingin menciptakan game yang bisa dinikmati lebih banyak orang dengan menggabungkan elemen baru, sambil tetap menjaga esensi dari seri ini. Saya ingin para penggemar merasa tenang dan menikmati petualangan baru ini,” ujar Yokoyama. Pendekatan ini memungkinkan baik penggemar lama maupun pemain baru untuk menemukan kembali dan menikmati daya tarik dari seri ini.
Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii rencananya akan dirilis pada 21 Februari untuk PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox Series X|S, Xbox One, Windows, dan PC via Steam.
©SEGA
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/dari-kamurocho-ke-lautan-luas-wawancara-dengan-masayoshi-yokoyama/