Atelier sudah tumbuh perkembang menjadi franchise yang dikenal luas oleh para gamer. Berkat seri Ryza yang begitu populer dengan karakter utamanya yang ikonik, KOEI Tecmo bersama Gust terus membawa franchise ini agar bisa dinikmati berbagai kalangan, salah satunya lewat Atelier Yumia yang bisa dibilang punya berbagai perbedaan dibanding seri sebelumnya.
Salah satu perbedaan mencolok di Atelier Yumia adalah perubahan gameplay menjadi real-time action yang mungkin akan menarik lebih banyak perhatian pendatang baru seperti saya ini. Namun, apakah gameplay lainnya akan memuaskan para veteran juga? Kami mendapatkan kesempatan untuk nyobain dan review Atelier Yumia duluan. Mari simak ulasannya!
Cerita Standar Penuh Potensi
Atelier Yumia dimulai dengan alur cerita yang, setidaknya di jam-jam awal, mengikuti formula JRPG yang sudah familiar. Protagonis kita, Yumia, adalah seorang alkemis di dunia di mana alkemi dilarang karena bencana di masa lalu. Dengan tekad membuktikan bahwa alkemi bisa jadi kekuatan untuk kebaikan, dia memulai perjalanan untuk mengembalikan keseimbangan dan mengungkap misteri seputar keluarganya serta kemunduran dunia. Meskipun premisnya nggak terlalu inovatif, ini jadi panggung yang bagus untuk petualangan yang bisa berkembang jadi lebih kompleks seiring berjalannya game.
Karakter-karakter seperti Isla, si teman ceria dan energik, dan Viktor, prajurit serius dan pendiam, terasa seperti arketipe yang udah sering kita lihat di genre ini. Tapi, JRPG biasanya butuh waktu buat ngembangin karakternya, jadi meskipun awal-awalnya nggak terlalu orisinil, masih ada potensi besar buat perkembangan karakter dan cerita yang lebih dalam seiring game berjalan—yang nggak bisa saya spoiler.
Combat Lebih Intens
Combat di Atelier Yumia adalah yang paling seru sepanjang seri ini. Lupakan pertarungan turn-based jadul di mana kamu cuma milih perintah dan kadang pake item. Kali ini, game ini ngasih sistem combat yang cepat, penuh aksi, dan bikin kamu terus waspada serta mikir cepat.
Kamu bakal punya tiga karakter di barisan depan yang bertarung melawan monster, dan tiga karakter di barisan belakang yang bisa ditukar atau jadi cadangan kalo salah satu karakter depan mati. Kamu bisa ganti-ganti karakter, tapi cuma bisa kontrol satu karakter dalam satu waktu.
Inti dari combat ini adalah soal posisi, menghindar, dan menangkis. Yumia dan krunya bisa bergerak bebas selama pertarungan, jadi kamu bisa menghindar atau menangkis serangan secara real-time. Kamu juga bisa ganti antara serangan jarak dekat dan jarak jauh kapan aja, yang nambah kedalaman gameplay. Tahu kapan harus serang dekat atau tetap di jarak jauh itu kunci, dan rasanya sangat memuaskan karena beberapa musuh punya kelemahan terhadap tipe serangan tertentu. Ini bikin kamu terus bereksperimen dan beradaptasi.
Salah satu hal paling keren adalah gimana item alkemi bekerja di combat. Di game sebelumnya, item terbatas dan kamu harus atur dengan hati-hati. Tapi di sini, item lebih mirip senjata dengan cooldown, jadi kamu bisa spam serangan alkemi kuat tanpa khawatir kehabisan. Ini bikin combat terasa cepat, lancar, dan seru banget.
Kerja tim juga ditingkatkan dengan “Friend Actions,” di mana anggota party bisa melakukan combo serangan keren bersama. Serangan tim ini jadi penting di pertarungan yang lebih sulit, bikin combat terasa lebih dinamis. Plus, ada sistem “Maximized Mana Surge,” yang memungkinkan kamu melakukan serangan ultimate gila-gilaan kalo kondisi tertentu terpenuhi. Melakukan ini terasa sangat memuaskan.
Tapi, nggak semuanya sempurna. Pertarungan di awal cukup mudah, jadi kamu bisa asal serang tanpa mikir banyak. Kesulitan meningkat di akhir, tapi bakal lebih seru kalo ada tantangan lebih dari awal. Tapi, combat Atelier Yumia adalah langkah segar dan seru buat seri ini, bikin pertarungan jauh lebih menarik dari sebelumnya.
Eksplorasi yang Masif
Atelier Yumia ngambil langkah besar ke arah eksplorasi open-world, dengan lingkungan yang jauh lebih besar dibandingkan game sebelumnya. Ada alat traversal seperti grappling hook buat zip-lining, senjata buat ngumpulin sumber daya dari jarak jauh, dan—yang paling keren—motor yang bisa dikendarai. Ini bikin eksplorasi terasa dinamis dan menyenangkan, bukan cuma sekadar ngumpulin bahan crafting.
Dunia game ini penuh dengan rahasia tersembunyi, biome dengan atmosfer berbeda, dan rasa penemuan yang memuaskan. Bahkan ada mekanik double-jump yang bisa di-upgrade, buka kemungkinan traversal baru. Variasi lingkungan dan elemen interaktif bikin eksplorasi jadi salah satu aspek terbaik dari game ini.
Eksplorasi makin seru berkat puzzle yang bakal kamu temuin. Beberapa melibatkan mencocokkan garis, memecahkan pola jam, nyari dan nembak kristal, atau cuma mindahin kotak.
Ngumpulin sumber daya juga jauh lebih simpel dibanding game kayak Ryza. Yumia nggak butuh banyak alat buat ngumpulin barang—kamu cuma perlu menjarah, memukul, atau nembak buat dapetin yang dibutuhin. Ini bikin eksplorasi dan progresi jauh lebih lancar dan nggak ribet.
Sintesis Udah Gak Pusing
Sistem alkemi di Atelier Yumia selalu jadi andalan seri ini, dan kali ini tetap rumit seperti biasa. Pemain bisa membuat senjata, ramuan, dan item pertarungan dengan menggabungkan material dalam sistem berbasis grid, mengoptimalkan kualitas, afinitas elemen, dan efek tambahan. Meskipun bisa masuk lebih dalam ke mekanik dan min-max setiap sintesis, game ini juga nyediakan fitur auto-crafting buat yang pengen cepat balik ke aksi.
Yang bikin sintesis Atelier Yumia beda adalah tingkat kustomisasinya. Kemampuan buat modifikasi dan upgrade item yang udah ada nambah kedalaman baru, memungkinkan pemain terus menyempurnakan gear mereka sesuai gaya bermain. Membuat senjata dan ramuan kuat terasa memuaskan, dan rasa progresi terasa jelas saat kamu membuka resep lebih baik dan ngumpulin material langka.
Yang bikin iterasi ini lebih mudah diakses adalah sistem “Alchemy Core,” yang memungkinkan pemain menaruh bahan secara strategis buat ngumpulin bit mana yang meningkatkan kreasi. Ini kasih tingkat kompleksitas yang pas buat yang suka utak-atik formula, tapi tetap ramah buat pemula atau pemain kasual yang nggak mau kelamaan di menu.
Menurutku, buat yang suka optimasi dan min-maxing, sistem alkemi ini menawarkan banyak kemungkinan. Tapi pemain kasual juga bakal nemuin ini mudah diakses berkat antarmuka yang intuitif dan otomatisasi opsional. Keseimbangan ini bikin ini jadi salah satu sistem sintesis terbaik yang pernah ada di seri ini, cocok buat veteran dan pemula.
Bisa Bikin Rumah
Fitur baru di Atelier Yumia adalah kemampuan buat membangun dan menyesuaikan permukiman. Ini nggak cuma soal naro beberapa item dekorasi; kamu bisa bangun basis lengkap, lengkap dengan furnitur, modul fungsional, dan sentuhan estetika. Tingkat kenyamanan basismu memengaruhi kemampuan karakter dan memberikan manfaat dalam game, nambah insentif di luar sekadar kustomisasi.
Buat yang suka mekanik life-sim yang cozy, fitur ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Dan buat yang lebih suka fokus ke petualangan, ada struktur yang udah dibangun yang bisa langsung ditaruh, bikin ini tambahan fleksibel yang cocok buat berbagai gaya bermain.
Progresi & Side Quest yang Simpel
Dalam hal progresi, nggak banyak yang perlu dipikirkan terlalu dalam. Selain upgrade peralatan dan item lewat fitur sintesis yang udah disebutin, hal utama yang perlu difokusin adalah level karakter dan skill tree. Kamu bisa upgrade skill tree pake skill points, yang bisa didapetin dari sintesis, ngalahin monster, ngerjain quest, atau memecahkan puzzle.
Untuk quest, kamu nggak cuma terpaku sama cerita utama. Ada banyak side quest yang bisa dikerjain, yang bisa bantu kamu naik level atau dapetin hadiah keren. Beberapa side quest fokus ke karakter, biar kamu bisa lebih kenal sama backstory mereka. Ada juga quest acak yang muncul pas eksplorasi, kayak ngalahin monster tertentu.
Kamu nggak harus ngerjain side quest, kok. Dalam 10 jam pertama, aku lebih fokus ke cerita utama di difficulty normal dan masih bisa ngalahin kebanyakan musuh tanpa masalah.
Visual & Audio yang Menggugah
KOEI TECMO ngasih Atelier Yumia peningkatan grafis yang signifikan. Model karakter terlihat lebih halus, animasi lebih lancar, dan lingkungan lebih detail dan hidup dari sebelumnya. Pencahayaan dan efek juga dapet peningkatan besar, nambah kedalaman dan atmosfer ke dunia game.
Secara pribadi, aku suka banget sama desain lingkungan di Atelier Yumia. Game ini punya beberapa region, dan masing-masing terasa unik. Awalnya, ada dunia hijau yang segar dan mengundang. Tapi pas pindah ke region berikutnya, suasana berubah jadi lebih gelap dan moody, tapi tetap indah. Variasi ini bikin aku terus penasaran dan pengen eksplor lebih jauh.
Di sisi audio, game ini nyediakan soundtrack indah dengan melodi whimsical dan potongan orkestra epik yang memperkuat suasana setiap adegan. Pengisi suara tetap kuat, dengan performa yang menghidupkan karakter, meskipun beberapa dialog masih terjebak dalam tropes anime yang familiar. Desain suara di combat dan eksplorasi juga menonjol, bikin setiap aksi terasa lebih berdampak.
Daya Tarik Kasual
Meskipun punya mekanik yang dalam, Atelier Yumia nggak pernah terasa seperti game yang memaksa pemain buat grinding lama. Fitur seperti auto-synthesis, desain dunia yang mudah dinavigasi, dan UI yang intuitif bikin game ini mudah diakses bahkan buat yang nggak biasa main JRPG. Tambahan base-building dan pendekatan open-world berarti ada banyak hal yang bisa dilakukan di luar combat, bikin ini titik masuk yang bagus buat pemain baru sambil tetap menawarkan kompleksitas buat fans lama.
Verdict
Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & The Envisioned Land berhasil membangun kekuatan franchise sambil memperkenalkan mekanik baru yang bikin game ini terasa seperti evolusi sejati dari seri ini. Combat berbasis action real-time seru, eksplorasi lebih menyenangkan dari sebelumnya, dan fitur crafting serta base-building nambah lapisan personalisasi yang memperdalam pengalaman.
Meskipun cerita awalnya terasa biasa, masih ada ruang buat berkembang jadi sesuatu yang spesial. Karakter-karakter, meskipun awalnya familiar, punya potensi buat berkembang jadi kast yang layak diinvestasikan. Dan yang paling penting, gameplay loop-nya sangat memuaskan—entah kamu lagi bertarung melawan monster, ngumpulin material, atau mendesain workshop alkemi kamu sendiri, selalu ada hal yang bikin nagih.
Buat fans seri Atelier, ini adalah must-play. Buat pemula, ini mungkin titik masuk yang sempurna. Dan buat yang dulu nggak tertarik sama game sebelumnya karena gameplay turn-based, Atelier Yumia mungkin bisa ubah pikiran kamu. Dengan kombinasi action, petualangan, dan kebebasan kreatif, game ini jadi salah satu JRPG terbaik tahun ini.
Sudah tidak sabar menantikan gamenya? Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & the Envisioned Land akan rilis pada 21 Maret 2025 untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC. Kamu bisa pantau segala perkembangan terupdate mengenai gamenya termasuk akses penjualan lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
The Review
Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & The Envisioned Land
PROS
- Eksplorasi lebih besar dan lebih baik
- Combat lebih dinamis
- Sistem sintesis dalam tapi mudah diakses
- Ramah pemula
- Base-building adalah game-changer
- Visual dan animasi yang memukau
CONS
- Pacing mungkin terasa lambat, terutama buat pemula yang merasa overwhelmed
- Beberapa fans tradisional Atelier mungkin nggak suka perubahan ke combat real-time
Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-atelier-yumia-gabungan-action-eksplorasi-crafting-yang-bikin-nagih/